PENYUSUTAN, PENURUNAN DAN DEPLESI

1.    Penyusutan Metode Alokasi Biaya
Penyusutan didefinisikan sebagai proses akuntansi dalam mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional selama periode yang di harapkan mendapat manfaat dari pengguna aktiva tersebut. Penyusutan paling sering digunakan untuk menunjukkan bahwa aktiva tetap berwujud telah menurun nilainya. Apabila sumberdaya alam yang terlibat seperti kayu, batu, minyak, dan batu bara maka istilah yang digunakan adalah deplesi sedangkan ketika aktiva tidak berwujud seperti paten atau goodwill telah habis masa berlakunya maka disebut amortisasi.
Dasar yang ditetapkan untuk penyusutan merupakan fungsi dari dua factor yaitu biaya awal dan nilai sisa. Dimana nilai sisa merupakan estimasi jumlah yang akan diterima pada saat aktiva terjual atau tertarik dari penggunaannya. Aktiva ditarik dari pengguna karena dua alas an yaitu faktor-faktor fisik dan faktor-faktor ekonomi. Dimana faktor-faktor fisik adalah keausan, dekompisisi, dan kerusakan yang membuat aktiva tersebut sulit untuk bekerja tanpa batas. Faktor-faktor fisik ini menetapkan batas luar untuk umur pelayanan aktiva. Sedangkan faktor-faktor ekonomi atau fungsional dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu ketidaklayakan, penggantian dan keusangan.
Metode penyusutan Perusahaan menggunakan sejumlah metode penyusutan sebagai berikut yaitu metode aktivitas, metode garis lurus, metode penyusutan khusus.
a.    Metode aktivitas juga disebut pendekatan beban variabel atau pendekatan unit produksi, mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari penggunaan atau produktivitas dan bukan dari berlalunya waktu.
b.   Metode garis lurus mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi dari waktu, bukan fungsi dari penggunaan. Metode ini telah digunakan secara luas dalam praktek karena kemudahannya. Prosedur garis lurus secara konseptual sering kali juga merupakan prosedur penyusutan yang paling sesuai.
c.    Metode beban menurun menyediakan biaya penyusutan yang lebih tinggi dari tahun-tahun awal dan beban yang lebih rendah pada periode mendatang. Secara umum satu dari dua metode beban menurun digunakan metode angka tahun atau metode saldo menurun. Dimana metode jumlah angka tahun menghasilkan beban penyusutan yang menurun berdasarkan pecahan yang menurun dari biaya yang dapat disusutkan. Perusahaan menggunakan berbagai kelipatan dalam praktik, seperti dua kali tariff garis lurus.
d.   Metode penyusutan khusus kadang-kadang perusahaan menggunakan penyusutan khusus. Karena aktiva yang terlibat memiliki karakteristik yang unik, atau sifat industrinya mengharuskan penerapan metode penyusutan khusus, dua dari metode khusus yaitu: metodemetode kelompok dan gabungan/ komposit dan metode campuran atau kombinasi.
2.    Penurunan nilai
Standar akuntansi umum mengenai nilai terendah antara biaya atau harga pasar untuk persediaan tidak dapat di aplikasikan pada priority, pabrik, dan peralatan. Penurunan nilai terjadi apabila jumlah tercatat aktiva tidak dapat dipulihkan dan oleh karena itu perlu di hapus. Pengukuran penurunan nilai adalah jumlah dimana jumlah tercatat aktiva melebihi nilai wajar. Jika tidak ada pasar aktif maka nilai sekarang dari arus kas bersih masa depan yang diharapkan harus digunakan. Proses penentuan kerugian nilai adalah sebagai berikut
a.       Menelaah kejadian atau perubahan situasi atas kemungkinan terjadinya penurunan nilai.
b.      Jika hasil penelaahan menunjukan penurunan nilai, maka penguji tentang kemampuan pemulihan akan diterapkan.
c.       Dengan mengasusmsikan terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai adalah jumlah dimana jumlah tercatat aktiva lebih besar dari pada nilai wajar aktiva.
3.    Deplesi
Sumber daya alam yang sering kali disebut aktiva yang dapat habis, mencakup minyak, mineral, dan kayu. Aktiva ini dikarakteristikkan dengan dua fitur utama yaitu:
a.       Pengambilan sepenuhnya aktiva.
b.      Penggantian aktiva ini hanya dapat dilakukan oleh tindakan alam.

Perhitungan dasar deplesi melibatkan empat faktor yaitu biaya akuisisi, biaya eksplorasi, biaya pengembangan dan biaya restorasi. Masalah khusus dalam akuntansi deplesi yaitu kesulitan mengestimasi cadangan yang dapat dipulihkan, masalah nilai penemuan, aspek pajak dari sumber daya alam, dan akuntansi untuk dividen likuidasi.

Comments

Popular Posts