PENETAPAN RISIKO SALAH SAJI MATERIAL DAN DESAIN PROSEDUR AUDIT
Salah
saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan adalah salah saji
atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan
keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Kecurangan dalam laporan
keuangan dapat menyangkut tindakan seperti yang disajikan berikut ini:
1. Manipulasi,
pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungnya yang
menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan.
2. Representasi
yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan peristiwa, transaksi,
atau informasi signifikan.
3. Salah
penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,
klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.
Salah
saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva berkaitan
dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Perlakuan tidak
semestinya terhadap aktiva entitas dapat dilakukan dengan berbagai cara,
termasuk penggelapan tanda terima barang/uang, pencurian aktiva, atau tindakan
yang menyebabkan entitas membayar harga barang atau jasa yang tidak diterima
oleh entitas. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva dapat disertai dengan
catatan atau dokumen palsu atau yang menyesatkan dan dapat menyangkut satu atau
lebih individu di antara manajemen, karyawan, atau pihak ketiga.
Auditor tidak dapat memperoleh keyakinan absolut bahwa salah saji material dalam laporan keuangan akan terdeteksi. Karena aspek penyembunyian kegiatan kecurangan, termasuk fakta bahwa kecurangan sering kali mencakup kolusi atau pemalsuan dokumentasi, dan kebutuhan untuk menerapkan pertimbangan profesional dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor risiko kecurangan dan kondisi lain, walaupun audit yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik mungkin tidak dapat mendeteksi salah saji material yang diakibatkan oleh kecurangan.
Auditor tidak dapat memperoleh keyakinan absolut bahwa salah saji material dalam laporan keuangan akan terdeteksi. Karena aspek penyembunyian kegiatan kecurangan, termasuk fakta bahwa kecurangan sering kali mencakup kolusi atau pemalsuan dokumentasi, dan kebutuhan untuk menerapkan pertimbangan profesional dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor risiko kecurangan dan kondisi lain, walaupun audit yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik mungkin tidak dapat mendeteksi salah saji material yang diakibatkan oleh kecurangan.
1. Penaksiran
Risiko Salah Saji Material Sebagai Akibat Dari Kecurangan
Audit harus secara khusus menaksir
risiko salah saji material dalam laporan keuangan sebagai akibat dari
kecurangan dan harus mempertimbangkan taksiran risiko ini dalam mendesain
prosedur audit yang akan dilaksanakan. Dalam melakukan penaksiran ini, auditor
harus mempertimbangkan faktor risiko kecurangan yang berkaitan dengan baik
salah saji yang timbul sebagai akibat kecurangan dalam pelaporan keuangan
maupun salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva
untuk setiap golongan yang bersangkutan. Sebagai bagian dari penaksiran risiko,
auditor juga harus meminta keterangan kepada manajemen untuk memperoleh
pemahaman dari manajemen tentang risiko kecurangan dalam entitas dan untuk
menentukan apakah manajemen memiliki pengetahuan tentang kecurangan yang telah
dilakukan terhadap atau terjadi dalam entitas. Informasi dari permintaan
keterangan ini dapat mengidentifikasi faktor-faktor risiko kecurangan yang
mungkin berdampak terhadap taksiran auditor dan tanggapan yang bersangkutan. Beberapa
hal yang dapat diajukan sebagai pertanyaan adalah apakah terdapat lokasi anak
perusahaan tertentu, segmen bisnis, tipe transaksi, saldo akun, atau golongan
laporan keuangan yang di dalamnya terdapat faktor risiko kecurangan atau
memiliki kemungkinan lebih besar adanya faktor risiko tersebut dan bagaimana
manajemen menangani risiko seperti itu.
2. Faktor
Risiko Yang Berkaitan Dengan Salah Saji Yang Timbul Dari Kecurangan Dalam
Pelaporan Keuangan.
Faktor risiko yang berkaitan dengan
salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan dapat dikelompokkan
ke dalam tiga golongan yaitu:
a. Karakteristik
dan pengaruh manajemen atas lingkungan pengendalian.
Faktor risiko ini berkaitan dengan kemampuan, tekanan, gaya, dan sikap manajemen atas pengendalian intern dan proses pelaporan keuangan.
Faktor risiko ini berkaitan dengan kemampuan, tekanan, gaya, dan sikap manajemen atas pengendalian intern dan proses pelaporan keuangan.
b. Kondisi
industri. Faktor risiko ini mencakup lingkungan ekonomi dan peraturan dalam
industri yang menjadi tempat beroperasinya entitas.
c. Karakteristik
operasi dan stabilitas keuangan.
3. Faktor
risiko ini berkaitan dengan sifat dan kekompleksan entitas dan transaksinya, keadaan
keuangan entitas, dan kemampuan entitas dalam menghasilkan laba.
Berikut
ini merupakan faktor-faktor risiko
yang berkaitan dengan salah saji sebagai akibat kecurangan dalam pelaporan
keuangan untuk setiap golongan risiko tersebut di atas :
a. Faktor-faktor
risiko yang berkaitan dengan karakteristik dan pengaruh manajemen terhadap
lingkungan pengendalian. Contoh-contoh meliputi:
1) Suatu
dorongan bagi manajemen untuk melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan.
Indikator khusus dapat mencakup bagian
signifikan kompensasi manajemen diwujudkan dalam bonus, stock option, atau
insentif lain, yang nilainya tergantung pada kemampuan entitas dalam mencapai
target yang terlalu agresif dalam hasil operasi, posisi keuangan, atau arus kas, Kepentingan berlebihan
manajemen dalam mempertahankan atau meningkatkan harga saham atau trend laba
entitas melalui penggunaan praktik-praktik akuntansi yang agresif, Praktik oleh manajemen
dalam memberikan komitmen kepada analis, kreditur, dan pihak ketiga yang lain
untuk mencapai prakiraan yang tampak terlalu agresif atau secara jelas tidak
realistik, Kepentingan
manajemen dalam menempuh cara yang tidak semestinya untuk meminimumkan laba
yang dilaporkan berdasarkan alasan pajak.
2) Kegagalan
manajemen untuk menyajikan dan mengomunikasikan sikap yang semestinya tentang
pengendalian intern dan proses pelaporan keuangan. Indikator khusus dapat
mencakup cara yang tidak efektif
untuk mengomunikasikan dan mendukung nilai dan etika entitas, atau
pengomunikasian nilai atau etika yang tidak semestinya, dominasi manajemen oleh
seorang individu atau kelompok kecil, tanpa adanya pengendalian yang
mengompensasi kondisi tersebut seperti pengawasan oleh dewan komisaris atau
komite audit, Pemantauan
yang tidak mencukupi terhadap pengendalian signifikan, kegagalan manajemen
dalam membetulkan pada waktu yang tepat kondisi yang dilaporkan dan yang sudah
diketahui, penetapan
target dan harapan keuangan yang terlalu agresif oleh manajemen terhadap
personel operasi, ketidakpedulian
signifikan terhadap pihak pengatur yang diperlihatkan oleh manajemen, pemekerjaan secara terus
menerus staf akuntansi, teknologi informasi, auditor intern yang tidak efektif.
3) Partisipasi
dan fokus belebihan manajemen nonkeuangan terhadap pemilihan prinsip akuntansi
atau penentuan estimasi signifikan.
4) Tingkat
perputaran yang tinggi anggota manajemen senior, penasihat, atau dewan
komisaris.
5) Hubungan
tegang antara manajemen dengan auditor sekarang atau auditor pendahulu.
Indikator khusus dapat mencakup perbedaan
pendapat yang sering terjadi dengan auditor sekarang atau auditor pendahulu
tentang akuntansi, auditing, dan pelaporan,
permintaan yang tidak masuk akal kepada auditor,
termasuk batasan waktu yang tidak masuk akal untuk menyelesaikan audit atau
penerbitan laporan auditor, pembatasan
resmi atau tidak resmi terhadap auditor yang membatasi secara tidak semestinya
akses auditor ke orang atau informasi atau atas kemampuan auditor untuk
melakukan komunikasi secara efektif dengan dewan komisaris atau komite audit, dominasi perilaku
manajemen dalam berhubungan dengan auditor, terutama yang menyangkut usaha
untuk mempengaruhi lingkup pekerjaan auditor.
6) Riwayat
yang diketahui tentang pelanggaran peraturan sekuritas atau tuntutan kepada
entitas atau manajemen seniornya yang dituduh melakukan kecurangan atau
pelanggaran undang-undang sekuritas.
b. Faktor
risiko yang berkaitan dengan kondisi industri. Contohnya mencakup akuntansi baru,
undang-undang, atau persyaratan peraturan yang dapat menghancurkan stabilitas
keuangan atau profitabilitas entitas,
tiingginya tingkat kompetisi atau kejenuhan pasar,
yang disertai dengan menurunnya laba,
menurunnya industri dengan meningkatnya kegagalan
bisnis dan menurunnya permintaan customers,
perubahan pesat dalam industri, seperti kerentanan
terhadap perubahan cepat teknologi atau keusangan produk yang cepat.
c. Faktor
risiko yang berkaitan dengan karakteristik operasi dan stabilitas keuangan.
Contohnya mencakup ketidakmampuan
untuk menghasilkan arus kas dari operasi, sementara itu perusahaan dilaporkan
laba dan labanya mengalami pertumbuhan,
tekanan signifikan untuk memperoleh modal yang
diperlukan untuk mempertahankan daya saing dengan mempertimbangkan posisi
keuangan entitas-termasuk kebutuhan dana untuk membelanjai pengeluaran riset
dan pengembangan atau pengeluaran modal,
transaksi signifikan antar pihak yang memiliki
hubungan istimewa yang tidak dalam kegiatan bisnis normal atau dengan entitas
yang memiliki hubungan istimewa yang tidak diaudit atau diaudit oleh kantor
akuntan publik lain, struktur
organisasi yang sangat kompleks yang terdiri dari entitas legal, garis wewenang
manajerial, atau perjanjian kontrak yang berbagai macam dan tidak biasa, tanpa
tujuan bisnis yang nyata, kesulitan
dalam penentuan organisasi atau individu yang mengendalikan entitas, pertumbuhan atau profitabilitas
yang sangat pesat, terutama dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri
yang sama, sangat
tergantung terhadap utang atau kemampuan rendah untuk memenuhi persyaratan
pembayaran kembali utang; perjanjian penarikan utang yang sulit untuk dipenuhi, ancaman kebangkrutan
atau penyitaan yang akan terjadi segera atau pengambilalihan perusahaan secara
paksa (hostile take over ), posisi
keuangan yang buruk atau menurun bila manajemen memiliki utang entitas dalam
jumlah yang signifikan yang dijamin secara pribadi.
4. Faktor
Risiko Yang Berkaitan Dengan Salah Saji Yang Disebabkan Oleh Perlakuan Tidak
Semestinya Terhadap Aktiva
Faktor risiko yang berkaitan dengan
salah saji yang disebabkan oleh perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva
dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan berikut ini:
a. Tingkat
kecurigaan tentang terjadinya perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva
Hal ini berkaitan dengan sifat aktiva entitas dan tingkat kerentanan aktiva dari pencurian. Tingkat kecurigaan tentang terjadinya perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva.
Hal ini berkaitan dengan sifat aktiva entitas dan tingkat kerentanan aktiva dari pencurian. Tingkat kecurigaan tentang terjadinya perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva.
1) Jumlah
kas atau kas dalam proses yang sangat besar
2) Karakteristik
sediaan, seperti ukuran kecil, nilai tinggi, atau permintaan tinggi.
3) Aktiva
yang mudah diubah, seperti obligasi atas unjuk (bearer bond ), berlian, atau
computer chip.
4) Karakteristik
aktiva tetap, seperti ukuran kecil, mudah dijual, atau tidak adanya
identifikasi kepemilikan.
Faktor
risiko yang berkaitan dengan pengendalian
adalah kurangnya pengendalian oleh manajemen, kurangnya prosedur
penyaringan pelamar pekerjaan untuk karyawan yang memiliki akses ke aktiva yang
dicurigai rentan terhadap perlakuan tidak semestinya, tidak memadainya
penyelenggaraan catatan untuk aktiva yang dicurigai rentan terhadap perlakuan
tidak semestinya, kurangnya
pemisahan tugas atau pengecekan secara independen, kurangnya sistem otorisasi dan pengesahan
transaksi, penjagaan
fisik yang buruk terhadap kas, investasi, sediaan, atau aktiva tetap, kurangnya
pendokumentasian semestinya dan tepat waktu terhadap transaksi, kurangnya pengambilan
liburan wajib bagi karyawan yang melaksanakan fungsi pengendalian kunci.
b. Pengendalian.Hal
ini berkaitan dengan kurangnya pengendalian yang dirancang untuk mencegah atau
mendeteksi terjadinya perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva.
Berikut ini adalah contoh faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji yang disebabkan oleh perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva untuk setiap golongan faktor risiko sebagaimana diuraikan di atas.
Berikut ini adalah contoh faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji yang disebabkan oleh perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva untuk setiap golongan faktor risiko sebagaimana diuraikan di atas.
Comments
Post a Comment