Sahabat Jadi Musuh


setiap manusia mempunyai soarang yang sangat dekat dengan dirinya masing-masing. tidak semua manusia menyendiri dan menepi dari kehidupan teman-teman lainnya. inilah kehidupan anak perantau saling menghargai antara sesama perantau seperti pepatah "hargailah orang lain, jika kamu ingin dihargai pula". pepatah itu yang akan selalu membawaku dalam kehidupan yang gemilang. aku dari kota yang cukup jauh untuk dijangkau bersepeda motor dan juga mobil. iya palembang itulah kota aku berasal. jauh dari palembang ke jogja untuk mendapatkan ilmu yang di sebarkan di muka bumui ini  barang siapa menginginkannya maka allah akan memberikannya. inilah pertama kalinya aku datang  di kotanya orang. yogyakarta, iya, yogyakarta adalah tempat tujuanku mencari ilmu tempat yang sering di kunjungi oleh turis, bule dan sebagainya.

Biru, hijau itulah warna cat kamar kosan yang berukuran 3x3 yang berada di depan kampus, sebuah kamar yang cukup simpel buat anak perantau sepertiku, yang berada di kota orang. sebuah pertemuan pun terjadi didepan kos yang simpel itu.

"namaku wahyu" dengan tergesa menyodorkan tangan kanannya untuk meminta berkenalan.

"ian, kamu? jawabku simpel.

"ambil jurusan apa?... " timpalnya kepadaku.

"akuntansi, kamu?..." tambahku.

"teknik sipil".

***

 perkenalan itupun mengawali pertemanan kami di sebuah kampus yang berbeda jurusan, walaupun berbedea jurusan kami sangat akrab layaknya sama jurusan. sampai-sampai kami kemana-mana selalu bersama-sama tidak memandang dari jurusan apa? dan dari kota mana?... susah-senang kami jalani bersama dia senang akupun juga harus ikut senang, dan sebaliknya jika ada yang membutuhkan uang pasti ada yang meminjamkan. itulah sahabat sebenarnya saling mengerti dan saling memahami, saling membantu jika ada kesulitan.canda-tawa selalu ada didalam kehidupan kami. sampai suatu ketika terjadi suatu permasalahan yang mengakibatkan kerenggangan persahabatan kami. tidak tahu apakah ini masalah di buat-buat apa ini memang dia tidak mengetahuinya tentang permasalahannya.

" kunci motorku dimana ya?... " dengan muka kebingungan aku mencari kunci motor yang entah berada dimana sampai-sampai kamar yang rapi dan wangi menjadi berantakan dan tak terlihat kalau itu kamarku lagi. aku sudah mengingat-ingat dimana aku letakkan kunci motorku itu.

" coba di cari lagi" suruhnya padaku.

" sudah aku cari, tapi tidak ada juga kunci motornya. kira-kira dikamarmu ada nggak yuk?.." tanyaku padanya.

" coba cari dulu aja." dia menyuruhku untuk mencario dikamarnya. dan dikamarnyapun juga tidak ada aku sudah mencarinya di bawah, meja, lemari, kasur juga tetap tidak ada. dari pagi aku mencari kunci motor dan tidak ketemu juga, aku bingung mau gimana lagi, aku sudah bertanya kepada teman-temanku yang berada di dekat koskupun juga tidak tahu denga keberadaan kunci motorku. hingga malampun tiba, aku coba main ke tempat wahyu untuk menonton TV dia bilang sama aku dia mau mandi dulu dan akupun mempunyai pikiran untuk "mencari di dalam lemarinya " mungkin aja ada di dalam sana. dan gternyata benar didalam  lemari ada kunci motorku. dari situlah aku sudah tidak percaya lagi dengannya bahkan bukan hanya aku aja jovi dan toni pun juga tidak suka lagi dengan dia lagi. semenjak peristiwa itu terjadi dia menjadi pecandu rokok yang tadinya di anti sama rokok sekarang di menjadi pecandu bahkan demi rikok dia vberani berhutang di warung makan yang biasanya kami makan bersama. dia sudah tidak pernah lagi menginjakkan kakinya lagi ke kamarku. aku tidak tahu kenapa dia begitu tega sama temannya sendiri menyembunyikan kunci motorku dari pagi sampai berhari-hari.

cintailah orang yang kamu cintai sekedarnya saja, karena suatu saat kamu pasti akan membencinya, dan bencilah orang yang kamu benci sekedarnya saja, karena suatu saat kamu akan mencintainya 

Comments

Popular Posts