valentine days menurut pandangan islam
“Hari Valentine's Day Menurut Pandangan Islam”
Assalamu’alaikum,wr,wb
Hari Valentine's Day Menurut
Pandangan Islam Hukum Perayaan Valentine Dalam Agama Islam - Banyak orang
menyebutnya sebagai hari kasih sayang. Sehingga setiap hari valentine datang
banyak muda mudi turut merayakannya. Bagaimana hukum dari perayaan hari
Valentine atau orang barat sana menamakannya Valentine's Day dalam pandangan
agama Islam. Sejarah lahirnya hari valentine bukan dari Indonesia dan biasanya
hanya untuk kegiatan yang sifatnya hura-hura, kesenangan dan cenderung
memujakan cinta...ciee..., Nah karena kebanyakan penduduk Indonesia beragama
Islam dan bagaimana muda mudi Indonesia kebanyakan juga turut merayakannya
perlu kiranya untuk mengetahui hukum valentine menurut islam. Adalah Paus
Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno/valentine
ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu, secara resmi agama Nasrani memiliki
hari raya baru yang bernama Valentine's Day. The Encyclopedia Britania, vol.
12, sub judul: Chistianity, menuliskan penjelasan sbb: "Agar lebih
mendekatkan lagi kepada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan
upacara Romawi Kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint
Valentine's Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14
Februari (The World Encylopedia 1998).
Keterangan ini menjelaskan kepada
kita, bahwa perayaan hari valentine itu berasal dari ritual agama Nasrani
secara resmi. Dan sumber utamanya berasal dari ritual Romawi kuno. Sementara di
dlm tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk
agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis (penyembah berhala) dari
Romawi kuno. Telah dijelaskan dalam Al- Qur'an. Katakanlah: "Hai
orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu
bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah
apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang
Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS. Al-Kafirun: 1-
6). Kalau dibanding dengan perayaan natal, sebenarnya nyaris tidak ada bedanya.
Natal dan Valentine sama-sama sebuah ritual agama milik umat Kristiani. Umat
Islam diharamkan merayakan ritual agama dan hari besar agama lain. Valentine
Berasal dari Budaya Syirik. Ken Swiger dalam artikelnya "Should Biblical
Christians Observe It?" mengatakan, "Kata "Valentine"
berasal dari bahasa Latin yang berarti, "Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat
dan Maha Kuasa". Kata ini ditujukan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan
orang Romawi".
Disadari atau tidak ketika kita meminta
orang menjadi "to be my Valentine", berarti sama dengan kita meminta
orang menjadi "Sang Maha Kuasa". Jelas perbuatan ini merupakan
kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan
budaya pemujaan kepada berhala. Icon si "Cupid (bayi bersayap dengan
panah)" itu adalah putra Nimrod "the hunter" dewa matahari.
Disebut tuhan cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun
berzina dengan ibunya sendiri. Islam mengharamkan segala hal yang berbau
syirik, seperti kepercayaan adanya dewa dan dewi. Dewa cinta yang sering
disebut-sebut sebagai dewa Amor, adalah cerminan aqidah syirik yang di dalam
Islam harus ditinggalkan jauh-jauh. Padahal atribut dan aksesoris hari
valentine sulit dilepaskan dari urusan dewa cinta ini. Walhasil, semangat
Valentine ini tidak lain adalah semangat yang bertabur dengan simbol-simbol
syirik yang hanya akan membawa pelakunya masuk neraka, naudzu billahi min
zalik.
Semangat valentine adalah Semangat
Berzina Perayaan Valentine's Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran
sikap dan semangat. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para
dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol
perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas
muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar
hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan
mengatasnamakan semangat cinta kasih. Dalam semangat hari Valentine itu, ada
semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti
berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting bahkan hubungan
seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya,
semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang, bukan nafsu libido biasa. Bahkan
tidak sedikit para orang tua yang merelakan dan memaklumi putera-puteri mereka
saling melampiaskan nafsu biologis dengan teman lawan jenis mereka, hanya
semata-mata karena beranggapan bahwa hari Valentine itu adalah hari khusus
untuk mengungkapkan kasih sayang. Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah
zina yang diharamkan.
Wa’alaikumsalam,wr,wb.
Comments
Post a Comment